Jumat, 26 September 2008

Aku Terlalu Sibuk

Setiap hari saat aku terbangun,
Pikiranku langsung bekerja,
Betapa banyak yang harus aku lakukan hari ini.
Jadi, aku menyelesaikan shalat shubuhku
tergesa-gesa.

Tiada waktu untuk berdo'a
Apalagi untuk mengagungkan Asman- NYA
Untukku, shalat begitu sudah biasa.
Sejak aku memulai membangun karier
Demi menjamin masa depanku.

Setibanya di rumah
adalah waktu untuk bersantai
dan berbincang di telepon dengan kawan.
Tiada waktu untuk membaca Al-Qur'an.

Apalagi ada internet, kesukaanku.
Jadi, untuk menjaga imanku
aku betul-betul tiada waktu.
Untuk mengunjungi temanku yang sakit
atau aktif di panti asuhan dan panti jompo
terlalu sukar untukku.
Karena aku selalu kesulitan untuk membagi waktuku
akupun tiada waktu untuk berdiskusi tentang Islam.
Meski, aku tahu hal itu sangat diperlukan.

Untuk shalat sunnah pun sulit untukku.
Semua itu membuat imanku jatuh.
Sibuk di sini dan di sana.
Tak ada waktu, itulah sebabnya
aku belajar agam sesekali saja.
Sekali lagi, tak ada waktu, itulah sebabnya.

Hingga suatu hari Tuhanku memanggilku.
Dan aku diberi sebuah buku
tentang perjalanan hidupku.
Tiba-tiba aku merasa menyesal.
Mengapa aku tidak banyak menunaikan shalat.
Untuk bersukur dan melakukan kebaikan
serta menyempatkan membaca Al-Qur'an.
Hari pembalasan, aku betul-betul gelisah.
Aku menyesal tetapi sudah terlambat.
Surgaku bergantung pada kebaikanku.
Dan sekarang ini, kebaikanku belum cukup
juga shalatku.
Malaikat Kanan membuka bukuhidupku.

Kemudian dia berseru,
Wahai pemuda muslim,
Engkaulah yang selalu berkata
bahwa dirimu sangat sibuk adanya,
sehingga tiada waktu untuk mengisi buku amal baikmu.

Tahukah engkau bahwa imamu telah runtuh?
Buku amal baikmu terlalu sedikit isinya
untuk masuk ke dalam surga.
Mataku langsung memerah dan berkaca-kaca.
Karena aku tahu, tempatku di mana ...

Diambil dari buku "The Inspiring Words"

Tidak ada komentar: