Minggu, 26 Oktober 2008

Wanita Dalam Islam

Ini adalah artikel yang saya salin dari eramuslim.com mengenai wanita. Karena saya belum bisa menulisnya sendiri, jadi, maaf ya...

Bismillaahirrahmaanirrahim
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah saw. juga atas mereka yang berjalan bersamanya.

Mungkin ini adalah bahasan yang sering terulang. Namun, kita akan terus membahasnya, apalagi di tengah serangan gencar yang dilakukan oleh para musuh seputar konsep Islam tentang wanita dan keluarga. Hal ini terjadi di antaranya karena ketidaktahuan mereka atas sikap Islam terhadap masalah wanita.

Wanita dalam Islam

Umar bin Khathab pernah berkata, "Pada masa jahiliyah, wanita itu tak ada harganya bagi kami. Sampai akhirnya Islam datang dan menyatakan bahwa wanita itu sederajat dengan laki-laki."

Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Baqarah: 228)

Persamaan yang dimaksudkan oleh Islam ini meliputi segala aspek, termasuk masalah hak dan kewajiban. Hal ini sangat dipahami oleh para wanita Islam dan oleh karenanya mereka pegang ajaran Islam dengan sangat kuat. Khadijah, Umu Habibah, Ummu Salamah dan Nusaibah binti Ka'ab adalah sebagian contoh dari para wanita tersebut.

Adapun peran wanita dalam rumah tangga tak kalah besarnya. Rasulullah mengatakan bahwa wanita adalah juga pemimpin di rumah dan ia akan dimintakan pertanggungjawaban atas perannya tersebut. Dalam sejarah para muslimah telah memainkan perannya dalam berbagai bidang; di medan jihad, di masjid dan juga di rumah. Namun dengan tetap menjaga akhlaq dan adab Islami. Ini dilakukan dengan tetap menjaga perannya yang utama yaitu mendidik anak, menjaga keluarga yang dibangun atas mawaddah dan rahmah, juga tetap menciptakan suasana tenang dan damai dalam rumah tangga.

Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan sampai waktu. (Q.S. An-Nahl: 80)

Usaha Pembaratan

Manakala umat Islam tidak komitmen dengan agamanya, maka kondisi wanita juga akan terpuruk sebagaimana terpuruknya kondisi para lelaki. Jika kondisinya demikian, maka Barat yang ternyata lebih unggul dari kita akan kembali bersemangat untuk kembali menjajah dan merampas kekayaan kita. Perang pemikiran yang mereka lakukan adalah pembuka atas perang militer yang akan mereka lakukan. Hal ini telah terbukti dan berhasil mereka lakukan.

Bahkan ketika perang militer yang mereka lakukan menemukan kegagalan, maka pengaruh pemikiran mereka tetap bercokol, terutama di otak-otak pemikir dan cendekiawan kita. Salah seorang dari mereka pernah berkata, "Semakin dalam aku mengenal Eropa, maka semakin bertambah rasa cintaku padanya. Aku merasa bagian darinya. Dialah ideologiku yang aku perjuangkan sepanjang hidupku. Aku tak percaya Timur dan aku lebih percaya pada Barat." (Salamah Musa ; Buku Kemarin dan Hari ini)

Ada lagi seorang dari mereka berkata, "Jalan menuju kebangkitan sudah sangat jelas, yaitu dengan cara kita menempuh jalan yang telah ditempuh bangsa Eropa. Lalu, agar kita dapat berubah seperti mereka, maka segala apa yang ada pada mereka harus kita ambil. Pahit, manis, kebaikan, keburukan dan termasuk hal-hal yang disukai juga yang dibenci (Toha Husein, masa depan pengetahuan di Mesir)

Wanita Eropa

Gerakan pembebasan wanita -sesuai dengan ediologi Barat- merupakan pintu masuk bagi pemikiran-pemikiran asing itu ke negeri kita. Belakangan, gerakan ini terasa sangat gencar dilakukan. Terutama saat isu globalisasi meruak. Juga pada saat Amerika dan Zionis berkuasa atas dunia ini tanpa ada yang mampu menyainginya.

Mereka memaksakan pemikiran ini pada bangsa-bangsa muslim. Berbagai cara mereka tempuh agar tujuan tercapai. Lembaga semisal PBB dipakai sebagai alat guna terwujudnya segala target-target mereka. Diselengarakanlah KTT-KTT yang mengangkat isu seputar masalah wanita.

Lalu keluarlah berbagai keputusan dan kesepakatan yang sesuai dengan keinginan mereka. Pada akhirnya berbagai keputusan ini dipaksakan agar diterima oleh semua anggota PBB dengan pengawasan ketat yang mereka lakukan. Selanjutnya, hal-hal ini menjadi senjata-senjata untuk menekan pemerintahan yang ada untuk mau merubah UU dan berbagai peraturan yang sesuai dengan keputusan-keputusan KTT tadi.

Hancurnya Keluarga

Masalah selanjutnya bukan lagi hanya seputar masalah wanita dan hak-hak mereka saja. Akan tetapi, menjadi meluas dan melebar meliputi bagaimana membangun rumah tangga seperti cara dan gaya yang sesuai dengan peradaban Barat. Berkembanglah pemikiran bahwa membina rumah tangga tak perlu lagi memperhatikan aturan dan nilai-nilai. Peran "ibu" tak lagi menjadi tugas wanita saja. Peranan itu sebenarnya adalah tanggung jawab masyarakat. Bahkan, peran itu dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki.

Sebenarnya, di Eropa pemikiran dan ideologi ini melahirkan banyak permasalahan. Sebagai contoh di Perancis tercatat 53 % anak-anak yang lahir tak memiliki bapak yang jelas. Di banyak negara Eropa semakin berkembang trend enggan mempunyai anak bahkan enggan untuk menikah. Hubungan laki-laki dan wanita sekadar hubungan seks bebas tanpa ada ikatan, tak ada aturan yang mengikat. Dan selanjutnya mereka menuntut agar dilegalkannya aborsi sebagai dampak langsung dari merebaknya budaya seks bebas.

Hal ini juga berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas dengan sangat tajam. Pada tahun 1998 tingkat kriminalitas di Amerika mencapai angka yang sangat fantastis. Tindakan perkosaan terjadi setiap 6 menit, penembakan terjadi setiap 41 detik, pembunuhan setiap 31 menit. Dana yang dikeluarkan untuk menanggulangi tindakan kejahatan saat itu mencapai 700 juta dolar per tahun (angka ini belum termasuk kejahatan Narkoba). Angka ini sama dengan pemasukan tahunan (income) 120 negara dunia ketiga.

Kejahatan atas wanita

Merebaknya kejahatan memberikan bahaya tersendiri buat para wanita di Eropa. Hingga PBB pada 17 Desember 1999 mengeluarkan keputusan bahwa tanggal 25 November merupakan hari anti kekerasan pada wanita.

Anehnya, para musuh Islam langsung saja menjadikan hal ini sebagai celah untuk menyerang Islam. Mereka mengatakan bahwa dalam Islam, wanita diperlakukan dengan amat kejam karena wanita boleh dipukul pada saat melakukan pembangkangan pada suami setelah segala cara telah ditempuh.

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S. An Nisa: 34)

Kita akui bahwa banyak para suami yang salah dalam menerapkan ayat di atas. Hal ini lahir karena lemahnya komitmen mereka pada Islam ditambah dengan kebodohan dalam memahami konsep Islam. Diperparah lagi dengan sikap wanita yang sudah sangat melampaui batas sehingga emosi sang suami tak tertahankan lagi. Bahkan keduanya dalam posisi tertekan karena sistem yang ada dan berlaku adalah sistem thagut sehingga kerusakan terjadi di mana-mana. Sebenarnya dalam konsep Islam terdapat solusi bagi permasalahan ini.

Ada banyak fakta dan data yang seharusnya diperhatikan oleh mereka yang terbuai dengan Barat. Di Eropa dan Amerika pada setiap 15 detik terjadi kekerasan atas wanita. Belum lagi jika ditambah dengan aksi pemerkosaan setiap harinya. Sehingga Amerika tercatat sebagai negara tertinggi dalam hal kekerasan terhadap wanita. Menurut catatan UNICEF, 30% kekerasan pada wanita terjadi di Amerika dan 20% di Inggris.

Belum lagi kejahatan perbudakan yang terjadi di Amerika, CNN pernah menyiarkan laporan bahwa pada tahun 2002 jutaan anak-anak dan wanita dijual belikan di Amerika setiap tahunnya. Lebih dari 120 ribu wanita berasal dari Eropa Timur dan beberapa negara miskin lainnya dikirim ke Eropa untuk dipekerjakan sebagai budak seks. Lalu lebih dari 15 ribu wanita yang mayoritas berasal dari Meksiko dijual ke Amerika untuk dipekerjakan di komplek-komplek pelacuran.

Bisnis haram ini bahkan merenggut kemerdekaan anak-anak di dunia, hingga Sidang Umum PBB pada pertemuan yang ke 54 mengeluarkan keputusan pada 25 Mei 2000 tentang hak anak. Sebuah keputusan yang mendesak agar dilakukan pencegahan agar tak lagi terjadi jual beli anak apalagi kemudian dipekerjakan sebagai budak seks seperti yang terdapat pada jaringan internet.

Konsep perlindungan anak dalam Islam

Memperhatikan apa yang terjadi di Barat, seharusnya membuat kita berfikir panjang jika ingin menempuh jalan yang telah ditempuh oleh Barat.

Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (Q.S. An-Nisa: 27-28)

Mari kita berpegang teguh pada petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Pandangan kita atas masalah ini adalah berlandaskan pada konsep agama kita yang hanif.

Diharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan yang disembelih untuk berhala. Dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Maidah: 3)

Kita tahu bahwa wanita mendapatkan berbagai tekanan termasuk dirampasnya hak-hak mereka yang telah diberikan oleh Islam. Namun, jika kita berbicara mengenai problem ini, tentunya tak dapat dipisahkan dengan beberapa problematika lain yang ada.

Krisis pada hal ini tak dapat dilepaskan dari krisis besar yang dihadapi umat Islam. Sesungguhnya pemikiran akan adanya konflik antara laki-laki dan wanita adalah sebuah hal aneh dan tak akan ditemui dalam konsep Islam. Ini adalah produk impor dari masyarakat barat yang memang senang membuat konflik dan pertentangan dalam berbagai hal. Mereka melakukan penentangan pada agama, alam, juga atas segala hal.

Kita bahkan yakin bahwa problem yang dihadapi oleh wanita muslimah juga merupakan dampak dari apa yang terjadi di Barat. Baratlah penyebab dari segala hal yang terjadi di Palestina, mereka yang mendukung Israel dengan segala dukungan; materi dan persenjataan.

Dalam penjara Israel terdapat lebih dari delapan ribu tawanan. Mereka meninggalkan para istri, ibu dan anak-anak perempuan, bahkan di antara mereka terdapat sekitar 100 tawanan wanita. Mengapa Barat diam saja atas semua ini.

Di Palestina terdapat lebih dari 250 wanita yang telah menemui syahidnya, belum lagi para wanita yang menderita luka-luka pasca intifadhah.

Bukankah mereka juga punya hak yang harus dibela. Mengapa media Barat diam seribu bahasa atas hal ini, sementara mereka melakukan berbagai usaha dan upaya pada saat satu atau dua orang wartawati mereka tertawan di Irak atau di wilayah konflik lainnya.

Adapun tentang wanita di Irak, cukuplah bagi kita apa yang disampaikan oleh organisasi dunia pada 22 Februari 2005 yang mengatakan bahwa kondisi wanita Irak tak jauh berbeda dengan kondisi manakala mereka berada di bawah pemerintahan Sadam Husein.

Hal ini menjelaskan bahwa kemerdekaan dan kebebasan wanita seperti yang di gembar-gemborkan Amerika sama sekali tak menyentuh mereka. Bahkan kondisi mereka di bawah penjajahan Amerika jauh lebih buruk lagi. Mereka menerima perlakuan kasar, dianiaya, dilecehkan bahkan diperkosa.

Rasanya kita tak perlu lagi menceritakan apa yang dialami oleh para muslimah di Bosnia. Bagaimana mereka diperkosa dan disiksa oleh tentara Serbia Eropa di hadapan para tentara PBB, juga di hadapan dunia internasional.

Namun, meski dalam kondisi demikian, wanita muslimah akan tetap tegar. Melalui merekalah lahir para pejuang, para syuhada, juga para mujahidin. Wallahu A'lam.

Tahu The New World Order?

Pernah dengat tentang Tata Dunia Baru?
hmmm, biasanya kita suka males ato berat dengar isu-isu seperti itu. Tapi, Kita HARUS tahu. Ini menyangkit kehidupan kita. Kita jangan hidup hanya mengikuti mode yang ada. Tapi,, carilah makna hidup kita sebenarnya. Carilah perjuangan kita yang sebenarnya. Saya buka artikel di eramuslim.com, namun saya tidak menulis sendiri, karena belum bisa menyampaikan dengan baik. Mudah-mudahan bermanfaat dan membuka mata hati kita. Aamiin.

Yang perlu Disiapkan Menghadapi The New World Order

Senin, 27 Okt 2008 06:19

The New World Order (Tata Dunia Baru) menjadi isu yang hangat saat-saat ini mengingat krisis global yang terjadi kemungkinan sengaja di rancang untuk memuluskan pencapaian tujuan tata dunia baru tersebut, namun demikian masih banyak yang belum mengetahui apa dampak yang akan terjadi lebih lanjut apabila tata dunia baru tersebut benar-benar terjadi dan apa sebaiknya yang harus dilakukan untuk menghadapinya. Banyak trimakasih untuk tanggapannya.

Falaahun Al-Hasanun

Jawaban

The New World Order (NWO) hanyalah merupakan nama keren untuk menyebut Tata Dunia di bawah Hegemoni Zionis-Yahudi. Saat ini kita harus mengakui, pencapaian mereka untuk NWO nyaris final. Coba Anda sebutkan satu bidang kehidupan, misal politik, ekonomi, hiburan, media massa, atau militer, semuanya sudah berada di dalam genggaman jaringan Yahudi Internasional. Saat ini, tidak ada satu pun sisi kehidupan umat manusia yang bisa bebas dari pengaruh kaum penyembah Lucifer ini.

Namun alhamdulillah. Umat Islam masih punya satu bidang kehidupan yang sampai sekarang masih kebal terhadap pengaruh Yahudi tersebut, yaitu Iman Islam. Iman Islam yang lurus tentunya. Iman Islam yang berani mengatakan kebenaran walau banyak dicaci maki manusia. Iman Islam yang berani menyatakan sesuatu yang salah itu salah dan membela yang benar jika memang benar, walau mungkin dia berjuang sendirian untuk keyakinannya. Iman Islam yang tidak goyah oleh kenikmatan dan kenyamanan dunia. Iman Islam yang teguh yang menganggap kemenangan bukanlah diukur dari seberapa banyak fasilitas dan kekuasaan dunia bisa diperoleh, namun dilihat dari seberapa banyak nilai-nilai Islam mewarnai kehidupan umat manusia.

Yahudi Internasional dengan segala kekuatannya tidak akan mampu mewarnai pribadi-pribadi lurus dan bersih seperti itu. Yang ditakuti Yahudi Internasional hanyalah satu: Muslim yang lebih mencintai akherat ketimbang dunia. Muslim yang lebih rindu syahid ketimbang rindu jadi caleg atau presiden. Muslim yang lebih mencintai saudara-saudaranya yang hanif ketimbang orang-orang yang tidak jelas akidahnya. Muslim yang bangga dengan keislamannya sehingga tidak rela menukar simbol-simbol Islam dengan simbol-simbol lain. Muslim yang tetap teguh menyapa saudara-saudaranya dengan Salam ketimbang berteriak ‘Merdeka!’. Muslim yang lebih mencintai Sunnah Rasulullah ketimbang Sunnah Yahudi.

Satu-satunya yang ditakuti Yahudi Internasional adalah perkataan JIHAD. Tentu bukan dalam artian mengebom ke sana-ke mari tanpa tujuan yang jelas sembari menyenangkan syaikh-syaikh Saudi yang notabene sahabat dari orang-orang kaya Yahudi di AS.

Anda harus tahu, walau sudah memiliki kekuatan yang hebat dan dahsyat. Yahudi sesungguhnya tahu (dan juga sangat takut) bahwa di hari akhir nanti umat Islam akan memerangi mereka, seluruh alam akan memerangi mereka sehingga batu pun bicara untuk menunjuki tempat persembunyian mereka, kecuali satu yang menolong mereka: Pohon Ghorqod. Sebab itu, sejak bertahun-tahun lalu, di wilayah Palestina yang mereka jajah, digelar program besar-besaran untuk menananmi tanah Palestina dengan pohon Ghorqod. Ini upaya mereka untuk menghadapi hari akhir. Yahudi adalah umat yang sesungguhnya tahu kebenaran, namun tetap mengingkari. Fasik.

Apa yang bisa kita lakukan di zaman sekarang ini? Kembalilah ke Islam. Islam dalam artian sesungguhnya. Bukan Islam yang dikerdilkan sekadar untuk memuaskan musuh-musuh politik. Bukan Islam yang dibonsai demi mencapai kuota kekuasaan. Bukan Islam yang mau tunduk pada kemungkaran yang ada di depan matanya. Jadilah pribadi yang lebih mencintai akherat ketimbang dunia. Jadilah pribadi yang berani mengatakan al-haq dan membongkar yang bathil, walau Anda nanti harus sendirian dan dicaci-maki teman-teman sendiri. Jadilah pribadi yang lebih mencintai orang-orang tertindas, kaum dhuafa, fukoro lan masakin, ketimbang berdekat-dekatan dan bermesra-mesraan dengan penguasa, koruptor, perampok uang umat, penipu, dan sebagainya. Jika Anda yakin berada dalam kebenaran, Anda tetap berada dalam jamaah Allah SWT, walau Anda sendirian! Allah SWT itu sendirian, dan kesendirian Allah SWT merupakan kekuatannya. Wallahu’alam bishawab.

eramuslim.com

Senin, 20 Oktober 2008

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”. (QS Ali Imran[3] : 8).

Saat Ibadah berkurang

"Barangsiapa yang lemah semangatnya kemudian mengikuti sunnahku, maka sesungguhnya ia akan menang. Dan barangsiapa lemah semangatnya kemudian ia tidak mengikuti sunnahku, maka dia akan celaka". (HR Ahmad). Ini adalah resep mujarab untuk mengatasi semangat dan gairah ibadah yang berfluktuasi.

Rasulullah SAW juga pernah ditanya tentang amal yang disukai oleh Allah SWT. Beliau menjawab : “Amal yang paling disukai oleh Allah SWT adalah amal yang dilakukan secara rutin walaupun sedikit”. (HR Bukhari & Muslim). Suatu tuntunan yang sangat jelas untuk membimbing kita agar selalu istiqamah dalam menjalankan ibadah.

” Wahai Dzat yang membolak-balikkan kalbu, tetapkanlah kalbuku atas agama-Mu". (HR Tirmidzi).

eramuslim.com

Mengapa?

Mengapa mulut dan hati ini kelu untuk mengucapkan Alhamdulillah saat diberi kebahagiaan dan kemudahan yang KAU berikan?
Mengapa mulut dan hati ini berat untuk mengucapkan Bismillah saat melakukan sesuatu yang baik?
Mengapa mulut dan hati ini susah untuk mengucapkan Subhanallah saat melihat Keagungan Mu?
Mengapa mulut ini dan hati ini malu mengucapkan Astaghfirullah saat melakukan kekhilafan?
Dan mengapa mulut dan hati ini tidak berkata Laa ilaha illallah, saat tak ada pijakan di dunia ini?

Mengapa?
Padahal tak butuh berjam-jam untuk mengucapkannya.
Padahal tak butuh tenaga ekstra untuk meyakininya.
Mengapa?
Harus malu saat mengucapkannya?

Minggu, 19 Oktober 2008

Tidur Cantik Sesuai Tuntunan Rasulullah

Disusun Oleh: Ummu Hajar
Muroja’ah: Ust. Abu Salman

Tidur bagi muslimah merupakan saat yang sangat penting. Karena dalam tidurnya ia mengumpulkan tenaga untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, ketika tidur hati seorang muslimah di antara jemari Allah. Seorang muslimah cantik karena agamanya. Jadi tidurnya pun harus cantik. Hendaknya seorang muslimah menjaga adab-adab dalam tidur dengan adab yang diajarkan dalam agama Islam. Bagaimana adab-adabnya?

Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu:

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]

Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)

Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)

Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)

Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:

a) Membaca ayat kursi.

b) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh.

c) Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)

Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut:

باسمك ربيوضعت جنبي وبك أرفعه إن أ مسكت نفسي فا ر حمها و إ ن أ ر سلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصا لحين

“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”

“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)

Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa:

لا إ له إ لاالله الواحدالقهاررب السماوات واﻷرض ومابينهماالعز يزالغفار

“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”

“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)

Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut:

أعوذ بكلمات الله التامات من غضبه و شرعباده ومن همزات الشيا طين وأن يحضرون

“A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.”

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)

Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar: “Bahwasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No. 3497)

Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050)

Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:

الحمد لله الذي أحيانابعدماأماتناوإليه النشور

“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur.”

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)

Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.

Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.

Hendaknya segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.

Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan.

“Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]

Bersiwak.

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)

Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)

Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278)

Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)

Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)

Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).

Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR. Muslim)

Maraji’:
Adab Harian Muslim Teladan

***

Artikel www.muslimah.or.id

Kamis, 16 Oktober 2008

Seputar Jabat Tangan

Penulis: Ammi Nur Baits
Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar

Pengertian

Al Hattab (ulama madzhab Malikiyah) mengatakan: “Para ulama kami (Malikiyah) mengatakan: Jabat tangan artinya meletakkan telapak tangan pada telapak tangan orang lain dan ditahan beberapa saat, selama rentang waktu yang cukup untuk menyampaikan salam.” (Hasyiyah Al Adzkar An Nawawi oleh Ali Asy Syariji, hal. 426)

Ibn Hajar mengatakan: “Jabat tangan adalah melekatkan telapak tangan pada telapak tangan yang lain.” (Fathul Bari, 11/54)

Hukum

An Nawawi mengatakan: “Ketahuilah bahwasanya jabat tangan adalah satu hal yang disepakati sunnahnya (untuk dilakukan) ketika bertemu.”

Ibn Batthal mengatakan: “Hukum asal jabat tangan adalah satu hal yang baik menurut umumnya ulama.” (Syarh Shahih Al Bukhari Ibn Batthal, 71/50)

Namun penjelasan di atas berlaku untuk jabat tangan yang dilakukan antara sesama laki-laki atau sesama wanita.

Berikut adalah dalil-dalil dianjurkannya jabat tangan:

  • Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik: “Apakah jabat tangan itu dilakukan diantara para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ?” Anas menjawab: “Ya.” (HR. Al Bukhari, 5908)
  • Abdullah bin Hisyam mengatakan: “Kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara beliau memegang tangan Umar bin Al Khattab.” (HR. Al Bukhari 5909)
  • Ka’ab bin Malik mengatakan: “Aku masuk masjid, tiba-tiba di dalam masjid ada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah berlari menyambutku, menjabat tanganku dan memberikan ucapan selamat kepadaku.” (HR. Al Bukhari 4156)

Dan beberapa hadis lainnya yang akan disebutkan dalam pembahasan keutamaan berjabat tangan.

Akan tetapi dikatakan bahwasanya Imam Malik membenci jabat tangan. Dan ini merupakan pendapat Syahnun dan beberapa ulama Malikiyah. Pendapat ini berdalil dengan firman Allah ta’ala ketika menceritakan salamnya Malaikat kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Allah berfirman, yang artinya: “(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: ‘Salaamun’ Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.” (QS. Ad Dzariyat: 25)

Pada ayat di atas, malaikat hanya menyampaikan salam kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan mereka tidak bersalaman. Sehingga Malikiyah berkesimpulan bahwa di antara kebiasaan orang saleh (nabi Ibrahim & para Malaikat) adalah tidak berjabat tangan ketika ketemu, tetapi hanya mengucapkan salam.

Namun, yang lebih tepat, pendapat Imam Malik yang terkenal adalah beliau menganjurkan jabat tangan. Hal ini dikuatkan dengan sebuah riwayat, di mana Sufyan bin ‘Uyainah pernah menemui beliau dan Imam Malik bersalaman dengan Sufyan. Kemudian Imam Malik mengatakan: “Andaikan bukan karena bid’ah, niscaya aku akan memelukmu.” Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan: “Orang yang lebih baik dari pada aku dan kamu yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memeluk Ja’far ketika pulang dari negeri Habasyah. Kata Malik: “Itu khusus (untuk Ja’far).” Komentar Sufyan: “Tidak, itu umum. Apa yang berlaku untuk Ja’far juga berlaku untuk kita, jika kita termasuk orang saleh (mukmin).” (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/13949)

Kesimpulannya, bahwasanya pendapat yang paling tepat adalah dianjurkannya berjabat tangan antar sesama. Mengingat banyak dalil yang menegaskan hal tersebut. Sedangkan adanya pendapat yang menyelisihi hal ini terlalu lemah ditinjau dari banyak sisi.

Keutamaan Berjabat Tangan

  1. Terampuninya dosa
    • Dari Al Barra’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan kecuali akan diampuni dosa keduanya selama belum berpisah.” (Shahih Abu Daud, 4343)
    • Dari Hudzifah bin Al Yaman, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin jika bertemu dengan mukmin yang lain, kemudian dia memberi salam dan menjabat tangannya maka dosa-dosa keduanya akan saling berguguran sebagaimana daun-daun pohon berguguran.” (Diriwayatkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam As Shahihah, 525)
  2. Menimbulkan rasa cinta antara orang yang saling bersalaman
  3. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan suatu perbuatan yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai?” yaitu: “Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim 93)

    Jika semata-mata mengucapkan salam bisa menimbulkan rasa cinta maka lebih lagi jika salam tersebut diiringi dengan jabat tangan.

  4. Menimbulkan ketenangan jiwa
  5. Menghilangkan kebencian dalam hati
    • “Lakukanlah jabat tangan, karena jabat tangan bisa menghilangkan permusuhan.” Tetapi hadis ini didhaifkan oleh Syaikh Al Albani (Ad Dha’ifah, 1766)
    • “Lakukanlah jabat tangan, itu akan menghilangkan kedengkian dalam hati kalian.” (HR. Imam Malik dalam Al Muwatha’ dan didhaifkan oleh Syaikh Al Albani)
  6. Terdapat beberapa hadis dalam masalah ini, namun semuanya tidak lepas dari cacat. Di antaranya adalah:

    Terlepas dari hadis di atas, telah terbukti dalam realita bahwa berjabat tangan memiliki pengaruh dalam menghilangkan kedengkian hati dan permusuhan.

  7. Berjabat tangan merupakan ciri orang-orang yang hatinya lembut

Ketika penduduk Yaman datang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Penduduk Yaman telah datang, mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada kalian.” Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkomentar tentang sifat mereka: “Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak untuk berjabat tangan.” (HR. Ahmad 3/212 & dishahihkan Syaikh Al Albani, As Shahihah, 527)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa penduduk Yaman adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada para sahabat. Di antara ciri khas mereka adalah bersegera untuk mengajak jabat tangan.

Mencium Tangan Ketika Jabat Tangan

Ibn Batthal mengatakan:

“Ulama berbeda pendapat dalam menghukumi mencium tangan ketika bersalaman. Imam Malik melarangnya, sementara yang lain membolehkannya.” (Syarh Shahih Al Bukhari, Ibn Batthal 17/50)

Di antara dalil yang digunakan oleh ulama yang membolehkan adalah:

  • Abu Lubabah & Ka’ab bin Malik, serta dua sahabat lainnya (yang diboikot karena tidak mengikuti perang tabuk) mencium tangan Nabi Shallallhu ‘alaihi wa Sallam ketika taubat mereka diterima oleh Allah. (HR. Al Baihaqi dalam Ad Dalail & Ibn Al Maqri. Disebutkan oleh Al Hafizh dalam Al Fath tanpa komentar)
  • Abu Ubaidah mencium tangan Umar ketika datang dari Syam (HR. Sufyan dalam Al Jami’ & disebutkan oleh Al Hafizh dalam Al Fath tanpa komentar)
  • Zaid bin Tsabit mencium tangan Ibn Abbas ketika Ibn Abbas menyiapkan tunggangannya Zaid. (HR. At Thabari & Ibn Al Maqri. Disebutkan oleh Al Hafizh dalam Al Fath tanpa komentar)
  • Usamah bin Syarik mengatakan: “Kami menyambut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami mencium tangannya.” (HR. Ibn Al Maqri, Kata Al Hafizh: Sanadnya kuat.”)

Dan masih banyak beberapa riwayat lainnya yang menunjukkan bolehnya mencium tangan ketika berjabat tangan. Bahkan Ibn Al Maqri menulis buku khusus yang mengumpulkan beberapa riwayat tentang bolehnya mencium tangan ketika berjabat tangan.

Satu hal yang perlu diingat bahwasanya mencium tangan ini diperbolehkan jika tidak sampai menimbulkan perasaan mengagungkan kepada orang yang dicium tangannya dan merasa rendah diri di hadapannya. Karena hal ini telah masuk dalam batas kesyirikan. (lih. Al Iman wa Ar Rad ‘ala Ahlil Bida’, Syaikh Abdur Rahman bin Hasan Alu Syaikh)

An Nawawi mengatakan: “Mencium tangan seseorang karena sifat zuhudnya, salehnya, amalnya, mulianya, sikapnya dalam menjaga diri dari dosa, atau sifat keagamaan yang lainnya adalah satu hal yang tidak makruh. Bahkan dianjurkan. Akan tetapi jika mencium tangan karena kayanya, kekuatannya, atau kedudukan dunianya adalah satu hal yang makruh dan sangat di benci. Bahkan Abu Sa’id Al Mutawalli mengatakan: “Tidak boleh” (Fathul Bari, Al Hafizh Ibn Hajar 11/57)

Berdasarkan beberapa keterangan ulama di atas dan dengan mengambil keterangan ulama yang lain, disimpulkan bahwa mencium tangan diperbolehkan dengan beberapa persyaratan:

  • Tidak sampai menimbulkan sikap mengagungkan orang yang dicium
  • Tidak menimbulkan sikap merendahkan diri di hadapan orang yang dicium
  • Karena kemuliaan dan kedudukan dalam agama dan bukan karena dunianya
  • Tidak dijadikan kebiasaan, sehingga mengubah sunnah jabat tangan biasa
  • Orang yang dicium tidak menjulurkan tangannya kepada orang yang mencium (keterangan Syaikhul Islam Ibn Taimiyah)

Berjabat Tangan Dengan Lawan Jenis

Masalah ini termasuk di antara kajian yang banyak menjadi tema pembahasan di beberapa kalangan dan kelompok yang memiliki semangat dalam dunia islam. Tak heran, jika kemudian pembahasan ini meninggalkan perbedaan pendapat yang cukup meruncing. Sebagian mengharamkan secara mutlak, sebagian membolehkan dengan bersyarat, bahkan sebagian berpendapat sangat longgar. Tulisan ini bukanlah dalam rangka menghakimi dan memberi kata putus untuk perselisihan pendapat tersebut. Namun tidak lebih dari sebatas usaha untuk menerapkan firman Allah: “Jika kalian berselisih pendapat dalam masalah apapun maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kalian adalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS. An Nisa’: 59)

Agar kajian lebih sistematis, pembahasan masalah ini akan diperinci menjadi beberapa bagian:

Pertama, Perbedaan pendapat ulama dalam masalah jabat tangan dengan lawan jenis

Ulama Mazhab Hanafi

Diperbolehkan melakukan jabat tangan dengan persyaratan aman dari munculnya syahwat dari kedua pihak orang yang berjabat tangan. Sehingga mereka membedakan antara yang tua dan yang masih muda. Berdasarkan kemungkinan munculnya syahwat.

Ulama Mazhab Maliki

Mazhab ini secara tegas melarang jabat tangan, dan tidak membedakan antara yang sudah tua maupun yang masih muda.

Ulama Mazhab Syafi’i

Sebagian syafi’iyah membolehkan jabat tangan dengan syarat adanya benda yang melapisi dan aman dari munculnya fitnah atau syahwat yang mengarah pada perzinaan. Sebagian yang lain melarang secara mutlak. Dan pendapat kedua ini adalah pendapat mayoritas Syafi’iyah. Di antaranya adalah An Nawawi dan Ibn Hajar al ‘Asqalani.

Ulama Mazhab Hambali

Dalam mazhab ini ada dua pendapat. Pertama melarang secara mutlak tanpa membedakan antara yang muda, yang tua dan yang kedua memakruhkan jika dilakukan dengan yang sudah tua.

Pendapat yang lebih kuat, akan disimpulkan di akhir pembahasan ini.

Kedua, Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berjabat tangan dengan wanita?

  • Dari Umaimah binti Raqiqah radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: “Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama sekelompok wanita yang membaiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk masuk islam. Para wanita itu mengatakan: “Wahai Rasulullah, kami berbaiat (berjanji setia) kepadamu untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kami, tidak berbohong dengan menganggap anak temuan sebagai anak dari suami, dan menaatimu dalam setiap perintah dan laranganmu.”
  • Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Dalam masalah yang kalian bisa dan kalian mampu.” Para wanita itu mengatakan: “Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih menyayangi kami dari pada diri kami sendiri, mendekatlah, kami akan membaiatmu wahai Rasulullah!

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya aku tidak berjabat tangan dengan wanita (yang bukan mahram), ucapanku untuk seratus wanita itu sebagaimana ucapanku untuk satu wanita.” (HR. Ahmad 6/357 & disahihkan Syaikh Al Albani dalam As Shahihah, 2/64)

  • A’isyah Radhiyallahu ‘anha mengatakan: “Jika ada wanita mukmin yang berhijrah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mengujinya, berdasarkan firman Allah dalam surat Al Mumtahanah ayat 10. “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka… Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan baiat, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah baiat mereka…” (QS. Al Mumtahanah: ayat 10 s/d ayat 12)
  • Kata A’isyah radhiyallahu ‘anha: “Wanita mukmin yang menerima perjanjian ini berarti telah lulus ujian. Sementara jika para wanita telah menerima perjanjian tersebut secara lisan maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada mereka: ‘Pergilah, karena aku telah menerima baiat kalian’. Dan demi Allah! Tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyentuh tangan wanita (tersebut) sedikitpun. Beliau hanya membaiat dengan ucapan.” (HR. Al Bukhari, 7214)

  • Dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash mengatakan: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyentuh tangan wanita ketika baiat.” (HR. Ahmad 2/213 & dishahihkan Syaikh Al Albani dalam As Shahihah 530)

Riwayat-riwayat secara tegas menunjukkan bahwa baiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para wanita adalah secara lisan, dan tidak dengan berjabat tangan. Hadis ini sekaligus menunjukkan bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan jabat tangan dengan wanita asing di selain momen baiat. Hal ini dapat dipahami melalui dua alasan:

Pertama, Karena Baiat adalah peristiwa sangat penting dalam sejarah hidup seseorang. Momen baiat merupakan momen yang sangat mendesak untuk diiringi dengan jabat tangan. Karena ini akan lebih menunjukkan keseriusan dan kesungguhan dalam baiat. Oleh karena itu, para wanita yang berbaiat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka mengajak beliau untuk berjabat tangan. Namun demikian, Beliau menolaknya. Artinya, terdapat faktor pendorong yang sangat kuat bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan jabat tangan dengan wanita asing.

Kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah, manusia yang ma’shum (terjaga dari kesalahan), sehingga sangat kecil kemungkinan munculnya niat jahat dalam batin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika harus berjabat tangan dengan wanita. Artinya, faktor penghalang yaitu munculnya niat jahat, sehingga menyebabkan jabat tangan ini menjadi perbuatan maksiat karena diiringi dengan syahwat tidaklah ada. Lengkap sudah posisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan jabat tangan. Ada faktor pendorong yang kuat dan tidak adanya faktor penghalang. Namun demikian, beliau tidak bersedia melakukan jabat tangan dengan wanita asing. Semua ini menunjukkan bahwasanya bagian dari syariat beliau adalah meninggalkan jabat tangan dengan wanita asing.

Ringkasnya adalah sebagaimana yang dinukil dari Ibn ‘Athiyah dan At Tsa’labi: ulama sepakat bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyentuhkan tangannya dengan wanita yang bukan mahramnya sama sekali. Dengan adanya nukilan ijma’ ini, diharapkan bisa memutus segala perselisihan apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan jabat tangan dengan wanita ataukah tidak. Dengan demikian, semua hadis yang secara tidak jelas mengisyaratkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjabat tangan dengan wanita, dikembalikan pada kesimpulan tegas ini, yaitu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berjabat tangan dengan wanita asing.

Ketiga, Apakah sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu perbuatan menunjukkan bahwa perbuatan tersebut hukumnya haram?

Ulama ushul menyatakan bahwa sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu perbuatan tidaklah menunjukkan bahwa perbuatan tersebut haram secara mutlak. Tetapi hanya menunjukkan hukum makruh.

Al Jas-shas mengatakan: “Pendapat kami tentang sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu perbuatan sama dengan pendapat kami tentang status perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semata.” (Al Ushul, 1/210)

As Syaukani mengatakan: “Sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu perbuatan statusnya untuk diikuti sebagaimana sikap beliau dalam melakukan suatu berbuatan.”

Artinya, semata-mata perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya menunjukkan hukum sunah, sebagaimana semata-mata sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu perbuatan hanya menunjukkan hukum makruh. Pendapat ini dinisbahkan kepada Imam As Syafi’i, oleh karena itu banyak diikuti oleh ulama mazhabnya. Di antaranya adalah Al Juwaini, Abu Hamid Al Ghazali, As Shairafi. Pendapat ini juga yang dipilih oleh sebagian Hanafiyah dan adalah satu pendapat Imam Ahmad yang kemudian dipilih oleh Abul Hasan At Tamimi, Al Fakhr Isma’il, dan Abu Ya’la Al Farra’.

Abu Syamah Al Maqdisy mengatakan: “Ini adalah pendapat para peneliti di antara ahli hadis. Penulis kitab Al Hawi mengatakan: “ini adalah pendapat kebanyakan ulama’” (Af’alur Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, 66). (lihat Keterangan di atas dalam Mushafaha Al Ajnabiyah fi mizanil Islam, 67)

Kesimpulan:

Berdalil dengan hadis-hadis yang menegaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berjabat tangan dengan wanita asing tidak cukup untuk menghukumi haramnya berjabat tangan dengan wanita. Karena semata-mata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu perbuatan hanya menunjukkan hukum makruh. Untuk menegaskan hukum haram, memerlukan dalil khusus yang menegaskannya. Lalu, apakah ada dalil tegas yang melarang perbuatan tersebut?

Keempat, Hadis-hadis yang secara tegas melarang jabat tangan dengan lawan jenis:

Pertama, Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada dia menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya.” (HR. At Tabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir, 20/212/487 & Ar Ruyani dalam Al Musnad, 2/323/1283)

Hadis ini dibawakan oleh At Thabrani dengan sanad berikut: Dari Abdan bin Ahmad, dari Ali bin Nashr, dari Syaddad bin Said, dari Abul Ala’, bahwasanya Ma’qil bin Yasar mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: …

Andaikan hadis ini shahih maka cukup untuk menjadi pemutus perselisihan ulama dalam masalah ini. Sehingga siapapun yang berpendapat sebaliknya, layak untuk digelari dengan pengekor hawa nafsu. Namun hadis ini memiliki cacat. Berikut keterangan selengkapnya: Keterangan ulama tentang status hadis ini:

Ibn Hajar Al haitami mengatakan: “Sanadnya sahih.” (Az Zawajir, 368)

Al Hafizh Al Haitsami mengatakan: “Perawinya adalah para perawi kitab shahih.” (Al Majma’uz Zawaid, 7718)

Syaikh Al Albani mengatakan: “Hadis ini sanadnya jayyid” (As Shahihah, 1/447)

Muhammad Abduh Alu Muhammad Abyadh menjelaskan secara lebih terperinci sebagai berikut: “Semua perawi hadis ini adalah perawi yang terdapat dalam Al Bukhari & Muslim. Kecuali Syaddad bin Sa’id. Beliau hanya terdapat dalam shahih muslim dan hanya meriwayatkan satu hadis saja dalam shahih Muslim. Sebagian ulama, semacam Ahmad dan Ibn Ma’in menganggap Tsiqah perawi ini. Namun Al Bukhari mengatakan tentang perawi ini: “Shaduq namun hafalannya agak rusak.”… Ibn Hibban mengatakan: “Terkadang keliru.”

Sedangkan riwayat Syaddad bin Sa’id menyelisihi riwayat perawi yang lebih tsiqah, sebagai berikut:

Diriwayatkan oleh Basyir bin Uqbah dari Abul ‘Ala, dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, secara mauquf (perkataan Ma’qil bin Yasar dan bukan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Ma’qil mengatakan: “Kalian bersengaja membawa jarum kemudian menusukkannya ke kepalaku, itu lebih aku sukai dari pada kepalaku dimandikan oleh wanita yang bukan mahram. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 3/15/17310)

Sementara Basyir bin Uqbah adalah perawi yang terdapat dalam shahih Al Bukhari dan Muslim. Oleh karena itu, riwayat Basyir bin Uqbah lebih didahulukan dari pada riwayat Syaddad bin Sa’id.” (Mushafahah Al Ajnabiyah hal. 30, dikutip dengan sedikit penyesuaian)

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa riwayat di atas bukanlah hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi perkataan sahabat Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu.

Kedua, Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ditetapkan (ditakdirkan) bagi setiap anak Adam bagian dari perbuatan zina. Pasti dia alami dan tidak bisa mengelak. Dua mata zinanya melihat, dua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya berbicara, tangan zinanya menyentuh, kaki zinanya melangkah, hati zinanya berangan-angan, dan kemaluan yang akan membenarkan atau mendustakan itu semua.” (HR. Muslim 6925)

Beberapa keterangan untuk hadis ini:

An Nawawi mengatakan: “Bahwa setiap anak Adam ditakdirkan untuk melakukan perbuatan zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina sesungguhnya, yaitu memasukkan kemaluan ke dalam kemaluan. Di antara mereka ada yang zinanya tidak sungguhan, dengan melihat hal-hal yang haram, atau mendengarkan sesuatu yang mengarahkan pada perzinaan dan usaha-usaha untuk mewujudkan zina, atau dengan bersentuhan tangan, atau menyentuh wanita asing dengan tangannya, atau menciumnya…” (Syarh Shahih Muslim, 8/457)

Ibn Hibban memasukkan hadis ini dalam kitab Shahihnya. Beliau meletakkan hadis ini di bawah judul: “Bab Penggunaan istilah zina untuk tangan yang menyentuh sesuatu yang tidak halal.” (Shahih Ibn Hibban, 10/269)

Dalam kesempatan yang lain, Ibn Hibban memberikan judul: “Bab, digunakan istilah zina untuk anggota badan yang melakukan suatu perbuatan yang merupakan cabang dari perzinaan.” (Shahih Ibn Hibban, 10/367)

Penamaan judul Bab dalam kitab shahihnya yang dilakukan Ibn hibban di sini menunjukkan bahwa beliau memahami bahwa kasus pelanggaran yang dilakukan anggota tubuh yang mengantarkan zina adalah bentuk perbuatan zina. Karena penamaan judul bab para penulis hadis adalah pernyataan pendapat beliau.

Al Jas-shas mengatakan: “Digunakan istilah zina untuk kasus ini dalam bentuk majaz (bukan zina sesungguhnya dengan kemaluan, -pen).” (Ahkam Al Qur’an, 3/96)

Kesimpulannya, istilah zina bisa digunakan untuk semua anggota badan yang melakukan pelanggaran, karena perbuatan tersebut merupakan pengantar terjadinya perzinaan. Sedangkan zina yang hakiki adalah zina kemaluan.

Dengan hadis kedua ini (hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu) dapat disimpulkan bahwa jabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram dengan disertai syahwat adalah perbuatan haram baik oleh orang muda maupun tua, karena perbuatan ini termasuk bagian perbuatan zina.

Ketiga: Penjelasan Sinqithi yang berdalil dengan perintah untuk menundukkan pandangan.

Allahu a’lam

***

Artikel www.muslimah.or.id

Rabu, 15 Oktober 2008

(They Long To Be) Close To Tou

By. Cranberries

Why do birds suddenly appear
every time, you are near?
just like me, they long to be
close to you

Why do stars fall down from the sky
every time, you walk by?
just like me, they long to be
close to you

On the day tou were born
the angels got together
they decided to create a dream come true
so they sprinkeld moon dust in your hair
and put the starlight in your eyes so blue

That is why all the girls in town
follow you all around
just like me, they long to be
close to you

Just like me, they long to be
close to you...

close to you...

Lagu yang bisa diungkapkan seorang ibu pada anaknya.
Barakallah untuk temen-temen yang sudah punya anak...

Selasa, 14 Oktober 2008

Buka Mata Hati Telinga

Buka mata hati telinga
Sesungguhnya masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta.
Yang kau inginkan tak selalu
Yang kau butuhkan, mungkin memang yang paling penting
Cobalah untuk membuka mata hati telinga

Adakah kau rasakan kadang hati dan fikiran
Tak selalu sejalan seperti yang kau harapkan
Tuhan tolong tunjukkan apa yang ‘kan datang
Hikmah dari semua misteri yang tak terpecahkan

By Maliq n D'Essentials

Ya, kadang apa yang kita inginkan belum tentu hal itu yang kita butuhkan.

Kadang, kita jadi marah dan kecewa jika ada satu hal yang kita mau, namun Allah tidak memberi jalannya. Itulah memang saatnya kita belajar untuk sabar, tangguh dan dewasa, he...

Ada teman yang mengirim kata-kata seperti ini :

Kita meminta kepada Allah bunga, namun Allah memberi kaktus.

Kita meminta kepada Allah kupu-kupu yang cantik, namun Allah memberi kita ulat.

Namun, lama kelamaan kaktus itu berubah menjadi bunga, indah...sekali.

Ulat itu berubah menjadi kupu-kupu yang cantik sekali.

Begitulah kasih sayang Allah.

Allah mengabulkan do'a kita tidak selalu dengan 'YA'

namun dengan "TERBAIK'.

Nikmat ALLAH manakah yang akan kau dustakan?

ha...dan itu yang sedang saya usahakan...untuk saya yakini dan dijalankan,

semoga saya bisa. Karena bukankah sering saya ingin menjadi dewasa? untuk itu inilah prosesnya...



Bila Waktu Telah Berakhir

By. Opick

Bagaimana kau merasa bangga
Akan dunia yang sementara
Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi
Meninggalkan diri

Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tak kau sadari
Masikah ada jalan bagimu untuk kembali
Mengulangkan masa lalu

Dunia dipenuhi dengan hiasan
Semua dan segala yang ada akan
Kembali padaNya

Bila waktu tlah memanggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi

Senin, 13 Oktober 2008

kadang kita lupa

Innalillahi. Pagi ini aku mengunjungi guru semasa smp dan masih tetangga yang meninggal tadi malam. Cerita dari anak-anak beliau, memang sebelumnya sakit. Tetangga bilang hari jum'at masih pergi bersama. Namun yang pasti sudah waktunya beliau berpulang.

Apa yang kudapat hari ini?
Seringkali, kita merasa usia kita masih panjang. Apalagi kita yang masih muda. Menganggap kita bakal mati kalo sudah tua. Padahal, mati tidak mengenal usia dan tempat. Dua tahun kemarin beberapa teman sudah 'pulang' duluan.

Kadang, kita sering terlena dengan rencana jangka panjang dan menyepelekan kewajiban karena merasa berusia panjang.
Kadang, kita malas untuk berbuat baik karena merasa masih ada hari esok.
Kadang, kita merasa yakin membuat rencana padahal esok belum pasti.
Kadang, kita menyepelekan kesalahan padahal belum tentu diampuni.


Ya, itulah kita. Selalu merasa tenang-tenang saja menghadapi hidup padahal kematian begitu dekat dengan kita.
Itulah kita yang merasa hebat dengan apa yang dimiliki, padahal semuanya tak ada guna jika Allah tak Meridhoi.
Namun, kadang kita lalai menyiapkan dunia, padahal, Rasul berpesan agar kita menyiapkan dunia seakan-akan kita akan hidup lama, namun jangan lupa menyiapkan bekal akhirat seakan-akan kita mati besok.

Melihat guru saya tersebut ditangisi oleh keluarga, dikafani, diangkut menggunakan keranda, dan digiring orang-orang terdekat, hati menjadi sedih. Mengingat apa yang akan kualami sendiri. suatu saat nanti, saat tiba waktuku.

Melihat orang-orang mengenang akan kebaikan beliau, begitu juga aku yang selalu melihatnya berjamaah shalat shubuh di masjid dan pergi bersama suaminya. Membuatku haru.

Tahukah apa yang kupikirkan?
Aku hanya berpikir, ketika aku mati, apa yang akan orang kenang tentang diriku?apa yang bisa jadi manfaat diriku?

Apakah mereka sedih, senang atau bahkan bersyukur akan kematianku?
Apakah mamah sedih karena kehilangan aku, atau sedih karena banyak keburukanku?
Apakah keluarga sedih karena tak bisa bercengkrama lagi denganku, atau sedih karena aku belum berbuat baik?
Apakah sahabat dan teman-teman sedih karena merindukanku, atau mereka sedih karena aku masing berhutang pada mereka?
Apakah malaikat akan menyapa dan menerimaku dengan ramah?
Dan terpenting adalah, apakah Allah senang dan ridho saat aku kembali pada Nya?

Kadang kita lupa, umur kita tidak pernah ada yang tahu ujungnya, untuk itu harus bersegera tobat dan menggantinya dengan amalan yang disukai Allah.
Kadang kita lupa, merasa sudah beramal banyak, padahal tak ada satu pun yang ikhlas, maka Allah membencinya. Untuk itu, belajarlah untuk ikhlas.
Kadang kita lupa, merasa banyak dosa hingga melupakan bahwa Allah akan mengampuni. Untuk itu, bersegeralah pada Ampunan Nya.

Aku sadar, bahwa guruku tersebut bukan pergi tetapi pulang kembali. Pulang ke SANG PEMILIK hingga tiba hari perhitungan dimana beliau akan tinggal.

Ya Allah, ampunilah segala dosanya, terimalah semua amalnya, dan mendapat tempat terbaik di sisi-MU. Amin.



Hati yang terlupa pagi ini.

Minggu, 12 Oktober 2008

Bahaya Maksiat

Materi halaqah
Rabu, 12 November 2008
Dibawakan oleh Bu Mia

Kita harus tahu bahwa maksiat, baik besar maupun kecil akan membawa kerugian bagi diri.
Akibat maksiat :
1. Maksiat akan menghalangi ilmu.
Ilmu adalah cahaya yang menerangi hati, sedangkan maksiat ialah yang akan memadamkannya.
Bukan hanya ilmu dunia, tetapi juga ilmu akhirat. Pernah Imam Syafi'i hilang hafalan Al-Qur'annya karena melihat betis seorang wanita.
Yang harus dijaga antara lain :
- mata (pandangan) dari segala hal yang dilarang. Surat An-Nuur ayat 31-32.
Akan berbeda orang yang terbiasa melihat hal-hal haram, dia akan merasa biasa dan tidak gelisah. Sedangkan orang yang hatinya senantiasa dijaga dan terbiasa bersih, maka jika melihat sesuatu yang tidak pantas dilihat/haram, maka hatinya akan langsung merespon kurang nyaman dan merasa gelisah. Karenanya, harus hati-hati dalam menggunakan nikmatmata yang Allah berikan agar tidak dicabut nikmat ini. Pernah, Imam Sayfi'i kehilangan hafalan Al-Qur'annya karena melihat sebagian kaki/betis seorang wanita. Tak heran jika seseorang susah menghafal Al-Qur'an karena banyak maksiat dalam dirinya.
- mulut, hindari ghibah, minimal tidak merespon ketika seseorang berghibah, jika tidak langsung tinggalkan saja orang yang berghibah tersebut. Terutama seorang perempuan, karena syahwat lisannya lebih besar.
- pendengaran
- hati, harus sangat dijaga karena yang mengomando seluruh gerakan anggota badan berasal dari hati.
Untuk itu, agar kita menjadi orang yang berilmu, jauhi maksiat.
2. Maksiat akan menghalangi rezeki.
Ada hadits yang berbunyi "Sesungguhnya, seorang hamba terhalang dari rezeki, karena dosa yang diperbuatnya".
3. Membuat jarak antara hatinya dengan Allah.
Hati manusia pada dasarnya fitrah atau suci. Maka, jika seseorang yang melakukan dosa hatinya akan merasa malu, dan merasa jauh dengan Allah.
4. Membuat jarak dirinya dengan orang lain, terutama orang-orang shaleh.
5. Membuat segala urusan menjadi rumit.
Jika hati sedang bersih, maka akan terasa jalan begitu lapang. Namun, jika hati terdapat dosa, maka jalan terasa sempit.
6. Melemahkan hati dan badan.
Akan membuat kita makin sulit berbuat kebaikan.

Bagi sebagian orang, maksiat diartikan seperti perbuatan berzina, mencuri, minum minuman atau makanan haram. Namun, sebenarnya secara halus maksiat juga termasuk salah satunya ialah jika sehari kita meninggalkan membaca ayat suci Al-qur'an, maka hal itu pun termasuk maksiat.
7. Akan memendekkan umur dan menghilangkan barokahnya.
bukan berarti umur dalam jumlah, namun dari barokah umur tersebut. Digunakan untuk apa setiap detik kehidupannya, kebaikankah atau maksiat?

Bersambung...Insya Allah minggu depan dilanjutkan.

Selasa, 07 Oktober 2008

Sepotong Obat Bernama Maaf

Sepotong Obat Bernama Maaf

Tahukah Anda bahwa memaafkan merupakan obat gratis yang ampuh untuk beberapa jenis penyakit. Tidak perlu lelah-lelah ke apotek tuk menebus resep dokter. Cuma dengan kelapangan dada dari lubuk hati yang terdalam,aneka penyakit bisa terkikis. Baik penyakit psikis maupun fisik.

Memaafkan itu bisa mengurangi stres. Ketika mengalami tegang,Anda bisa merasakan ketegangan otot-otot,kenaikan tekanan darah,keringat mengucur lebih deras. Kondisi seperti itulah yang memicu sejumlah penyakit. Maka jadilah pemaaf daripada terserang sejumlah penyakit dalam. Soal itu lebih jelasnya Harvard Women's Health Watch edisi Januari memaparkan bahwa:


Jantung Anda langsung merasakan manfaatnya ketika Anda bisa memaafkan seseorang. Studi menunjukkan ada hubungan antara tindakan memafkan dan perbaikan denyut jantung tekanan darah.

Memperkuat hubungan dengan seseorang. Studi mengungkapkan bahwa wanita yang bisa memaafkan pasangannya sekaligus berbaik hati,mereka bisa menyelesaikan masalah lebih efektif.

Mengurangi rasa sakit. Orang yang menderita nyeri punggung yang kronis akan menemukan kadar sakit yang lebih rendah dan kegelisahannya berkurang ketika mereka mempraktekkan meditasi dengan cara mengalihkan kemarahan pada rasa iba. Begitu menurut sebuah studi.

Lebih bahagia. Dengan memaafkan orang lain,Anda membuat diri sendiri (bukan orang yang melukai perasaan Anda seperti kebanyakan orang pikir) bertanggung jawab atas rasa bahagia Anda. Orang yang bicara tentang memaafkan selama melakukan psikoterapi,mentalnya mengalami kemajuan besar dibandingkan dengan orang yang tidak mendiskusikan soal maaf. Ini nenurut sebuat survei

( Lagi-lagi diambil dari artikel di internet yang dikasih temen)

Saya Bersamamu, sayang!

Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan.
Mereka adalah pasangan yg saling mencintai dan anak itu adalah buah hati
mereka. Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah melihat
sebotol obat yang terbuka. Dia terlambat untuk ke kantor maka dia meminta
istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Istrinya, karena
kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal tersebut.

Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik
dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut
adalah obat yg keras yg bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis
kecil saja. Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak
tidak tertolong. sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus
menghadapi suaminya.

Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat
anaknya yang telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3
kata.

PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini ?

JAWABAN :

Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang
proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada
gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. lagipula seandainya dia
menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tidak
akan terjadi.

Tidak ada yang perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata
wayangnya. Apa yang si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang suami
dan itulah yang diberikan suaminya sekarang.

Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini maka
akan terdapat jauh lebih
sedikit permasalahan di dunia ini.

"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"

Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan
menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.

MORAL CERITA

Cerita ini layak untuk dibaca. Kadang kita membuang waktu hanya untuk
mencari kesalahan org lain atau siapa yg salah dalam sebuah hubungan atau
dalam pekerjaan atau dengan orang yang kita kenal. hal ini akan membuat kita
kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia.

Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan
menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.

TENTANG KITA
Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri
Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan
Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu
Kesedihan terutama manusia adalah iri hati
Kesalahan terutama manusia adalah mencampakkan dirinya dan orang lain
Sifat manusia yang terkasih adalah rendah hati
Sifat manusia yang paling diuji adalah semangat dan keuletannya
Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputusasaan
Harta terutama manusia adalah kesehatan
Hutang terbesar manusia adalah hutang budi
Hadiah terutama manusia adalah sifat lapang dada dan mau memaafkan
Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah dan tidak memiliki kebijaksanaan
Ketenteraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka berdana dan beramal
"Segala pekerjaan mudah untuk dilakukan kecuali satu hal ...... memahami orang lain dan menerima keberadaannya tanpa mempersoalkan "kekurangannya" "Sebagaimana diri kita, demikian pula makhluk lain, sebagaimana makhluk lain, demikian pula iri kita. Dengan memikirkan
mereka, dengan membandingkan mereka, tidak seharusnya kita saling berselisih, bertengkar dan membunuh atau menyebabkan hal itu."
"Kulihat saudaraku dengan mikroskop kritik dan kubilang sungguh jahat saudaraku itu,kulihat lagi ia dengan teleskop hina dan kubilang alangkah kecilnya ia,kemudian kupandang ia dengan cermin kebenaran, alangkah miripnya ia dengan aku".
(Diambil dari artikel di internet yang dikasih sama temen. Penulisnya ga tau siapa)

Senin, 06 Oktober 2008

Seorang Bijak Berkata

Seorang bijak berkata: “Sebaik-baik pemuda adalah yang bersikap sebagai orang tua; bisa memejamkan matanya dari kejahatan; berat langkahnya menuju kebathilan; khusyu’ dan betah begadang semalaman demi beribadah kepadaNya. Sungguh Allah melihat mereka condong kepada juz-juz Al-Qur’an. Setiap kali salah seorang dari mereka membaca ayat tentang surga, mereka menangis karena rindu kepadanya, ketika membaca ayat tentang neraka, mereka benar-benar histeris seakan bencana neraka Jahannam itu ada diantara kedua telinga mereka”.

Saat Cinta Menggoda

Pagi itu, lagi beresin barang lama. Barang dan catatan waktu masih sma dan awal-awal kuliah. Ngga sengaja, buka kertas-kertas yang isinya surat- surat dari seseorang. Waktu baca surat itu jadi kebayang dulu. Masih ABG, cinta monyet. Lucu juga kalo diinget...

Besoknya, denger tausyiah dari Aa Gym. Sepertinya Allah memberi saya peringatan. Aa Gym bilang bahwa"jika kita sedang mengingat masa lalu, misalnya, yang pernah 'menjalin hubungan 'dengan seseorang dan menganggap indah hal itu, Allah ternyata sedang murka pada kita. Ya, terkadang kita suka merasa terbayang indahnya saat kita sedang suka pada lawan jenis. Yang mengalami hal itu menganggap itu adalah kenangan yang indah. Padahal tahukah saat itu Allah sedang murka?kalau begitu, kenapa kita masih mengingat kenangan itu jika ternyata Allah tidak senang?".

Alhamdulillah, Tausyiah Aa Gym menyadarkan saya agar tidak terlena dengan kenangan seperti itu. Terkadang saya ingin mengulangi semua, dan tidak ingin pernah "menjalin hubungan" dengan lawan jenis dan memberikan rasa 'suka' atau sayang kecuali untuk suami saya.

Tapi, masa lalu tidak pernah bisa kembali. Apa yang saya alami dulu, cukup sampai di situ. Kini, saya hanya ingin mencintai seseorang yang sudah jelas kehalalannya. Dulu memang bangga, pernah merasakan hal itu, tapi kini, kenapa jadi malu y?

Tapi, fitrah setiap orang untuk merasakan sesuatu terhadap lawan jenis. Allah tidak melarang, hanya saja harus ditempatkan pada tempatnya. Terus, jika kita sedang suka pada seseorang tapi belum bisa menunjukkan dan mengekspresikannya bagaimana?

Kemarin, saya membuka artikel-artikel di komputer. Ternyata, pernah ada seseorang yang memberi saya artikel, isinya seperti ini :

Gunakanlah setiap kesempatanmu hari ini. Anda tidak boleh bergantung pada hari esok. Perhatikanlah hari ini!

"Seorang hamba do'anya akan senantiasa dikabulkan selama tidak berdo'a untuk perbuatan dosa, atau memutuskan silaturahim, serta selama tidak tergesa-gesa." Beliau ditanya, Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Rasulullah menjawab, "Aku telah berdo'a, aku telah berdo'a, tetapi aku belum melihat do'aku dikabulkan. Lantas ia merasa kecewa dengan hal itu, sehingga ia pun tidak mau lagi berdo'a". (HR Muslim)

Hanya dengan berpikir positif tentang diri kita dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup kita, kita dapat menjadi periang dan sehat.

lantas apa dong pelajaran yang bisa kita ambil, saat cinta itu menggoda kita? Pelajarannya adalah:

1. Setiap orang memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, perasaan ini manusiawi, fitrah sekaligus anugerah.
2. Namun, gejolak itu harus diatur lho, kalau gak maka kita akan terperosok ke jurang kenistaan, karena diperbudak gejolak jiwanya. Lantas jadi merana deh, angan-angan melulu. Innan nafsa la ammaaratun bis-suu, sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada kejahatan kecuali nafsu-nafsu yang diberi rahmat oleh Allah [QS Yusuf:53].
3. Kalau kita jatuh cinta pada lawan jenis, dan mengharapkan terbalaskan cintanya, maka saat itu ada sebagian dari akal dan logika yang hilang. Sekian banyak pertimbangan akal sehat yang dipunyai jadi ngadat, gak jalan! Gak percaya? Coba deh, ntar kalau kamu tambah dewasa, udah nikah, mungkin mikir, "Kok, dulu begitu ya?", "Kok, dulu gak mikir ya?", dan "kok-kok" yang lain.
4. Dulu waktu ngejar-ngejar, wah...dimana-mana hanya terpampang wajah dia seorang, kekasih hati. Tidur gak nyenyak, makan pun terasa gak enak, bukan karena banyak nyamuk atau lauknya gak enak, dunia ini pun hanya untuk berdua, yang lain ngontrak, ck...ck...ck... Kalau gak ketemu, rasanya gimana gichuu. Dikejar setengah mati deh, pokoke mesti dapet! Tapi begitu udah dapat, lalu masuk dunia rumah tangga, gejolak itu bisa berganti dengan rutinitas dan bisa bosan. Itulah sifat manusia, karena itu bila mencintai seseorang, cintailah sewajarnya, siapa tahu ntar kamu benci padanya. Begitu juga sebaliknya, kalau benci, bencinya yang wajar aja deh, siapa tahu ntar malah jatuh cinta :)
5. Ingat lho, gak semua yang kita inginkan itu harus terpenuhi, kalau gak mau dibilang egois. Tidak semua cita-cita itu harus terkabul, dan tidak pula semua gejolak harus dituruti. Di dunia ini ada banyak pilihan, kalau gak dapat yang satu, pilihan lain masih banyak kan? Siapa tahu malah lebih baik. Makanya buka mata lebar-lebar, masa' sih cuma ada dia aja di dunia ini, emang yang lain kemana bo!
6. Tidak semua yang kita anggap baik itu baik, dan tidak semua yang dianggap indah itu indah. Segala sesuatu itu pasti ada cacat dan cela-nya. Saat jatuh cinta sih, wuah...indah buanget, tiada cacat dan cela. Padahal bisa aja kan, cacat dan cela itu jauh lebih banyak dari baik dan indahnya.
7. Akhirnya, kalau kamu udah sampai pada puncak cinta, yaitu pernikahan, ingat deh kalo puncak masalah pernikahan itu bukanlah pada siapa yang akan jadi pasangan kita, tapi gimana agar kita bisa survive di dalamnya, siapapun pasangan kita.

Semoga membantu akhi wa ukhti, jangan lupakan Allah SWT kalau antum jatuh cinta ya. Jatuh cinta-lah karena Allah SWT, karena kasih sayangnya akan meluruh ke jiwa.

(Ga tau tulisan siapa...)


Ya, artikel tadi mengingatkan saya untuk dapat lebih menjaga hati. Karena setan akan terus menggoda. Saya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Saya tidak ingin meninggalkan dunia pada saat saya mencintai yang bukan pada tempatnya.

Masa lalu telah berlalu. Yang ada, selalu mau memperbaiki agar lebih baik lagi.
Yang lalu, kan ku biarkan berlalu. Karena kan ku jelang hari yang baru.

Ya Allah, lindungilah hati kami, yang sedang tergoda, agar istiqomah menjaga cinta yang seharusnya. Amin.