Senin, 13 Oktober 2008

kadang kita lupa

Innalillahi. Pagi ini aku mengunjungi guru semasa smp dan masih tetangga yang meninggal tadi malam. Cerita dari anak-anak beliau, memang sebelumnya sakit. Tetangga bilang hari jum'at masih pergi bersama. Namun yang pasti sudah waktunya beliau berpulang.

Apa yang kudapat hari ini?
Seringkali, kita merasa usia kita masih panjang. Apalagi kita yang masih muda. Menganggap kita bakal mati kalo sudah tua. Padahal, mati tidak mengenal usia dan tempat. Dua tahun kemarin beberapa teman sudah 'pulang' duluan.

Kadang, kita sering terlena dengan rencana jangka panjang dan menyepelekan kewajiban karena merasa berusia panjang.
Kadang, kita malas untuk berbuat baik karena merasa masih ada hari esok.
Kadang, kita merasa yakin membuat rencana padahal esok belum pasti.
Kadang, kita menyepelekan kesalahan padahal belum tentu diampuni.


Ya, itulah kita. Selalu merasa tenang-tenang saja menghadapi hidup padahal kematian begitu dekat dengan kita.
Itulah kita yang merasa hebat dengan apa yang dimiliki, padahal semuanya tak ada guna jika Allah tak Meridhoi.
Namun, kadang kita lalai menyiapkan dunia, padahal, Rasul berpesan agar kita menyiapkan dunia seakan-akan kita akan hidup lama, namun jangan lupa menyiapkan bekal akhirat seakan-akan kita mati besok.

Melihat guru saya tersebut ditangisi oleh keluarga, dikafani, diangkut menggunakan keranda, dan digiring orang-orang terdekat, hati menjadi sedih. Mengingat apa yang akan kualami sendiri. suatu saat nanti, saat tiba waktuku.

Melihat orang-orang mengenang akan kebaikan beliau, begitu juga aku yang selalu melihatnya berjamaah shalat shubuh di masjid dan pergi bersama suaminya. Membuatku haru.

Tahukah apa yang kupikirkan?
Aku hanya berpikir, ketika aku mati, apa yang akan orang kenang tentang diriku?apa yang bisa jadi manfaat diriku?

Apakah mereka sedih, senang atau bahkan bersyukur akan kematianku?
Apakah mamah sedih karena kehilangan aku, atau sedih karena banyak keburukanku?
Apakah keluarga sedih karena tak bisa bercengkrama lagi denganku, atau sedih karena aku belum berbuat baik?
Apakah sahabat dan teman-teman sedih karena merindukanku, atau mereka sedih karena aku masing berhutang pada mereka?
Apakah malaikat akan menyapa dan menerimaku dengan ramah?
Dan terpenting adalah, apakah Allah senang dan ridho saat aku kembali pada Nya?

Kadang kita lupa, umur kita tidak pernah ada yang tahu ujungnya, untuk itu harus bersegera tobat dan menggantinya dengan amalan yang disukai Allah.
Kadang kita lupa, merasa sudah beramal banyak, padahal tak ada satu pun yang ikhlas, maka Allah membencinya. Untuk itu, belajarlah untuk ikhlas.
Kadang kita lupa, merasa banyak dosa hingga melupakan bahwa Allah akan mengampuni. Untuk itu, bersegeralah pada Ampunan Nya.

Aku sadar, bahwa guruku tersebut bukan pergi tetapi pulang kembali. Pulang ke SANG PEMILIK hingga tiba hari perhitungan dimana beliau akan tinggal.

Ya Allah, ampunilah segala dosanya, terimalah semua amalnya, dan mendapat tempat terbaik di sisi-MU. Amin.



Hati yang terlupa pagi ini.

1 komentar:

romanagement on air mengatakan...

Siapapun yang tidak mengenalmu-Mu akab sulit merangkai kebahagiaan yang sebenarnya. siapapun yang tidak mengenal-Mu, akan sulit mendapatkan bimbingan bagi setiap permasalahan yang dihadapi. dan siapapun yang tidak mengenal-Mu, kemungkinan besar akan berkehidupan kering nan hampa.

Ya Allah, dunia sudah menyilaukan kami. Dunia sudah menjauhkan kami dari diri-Mu. Dunia juga yang telah melalaikan kamu dari-Mu. Tetapi kami memang hidup di dunia, dan masih berhajat pada dunia. Ya Allah bimbinglah kami untuk berlaku dan bersikap yang terbaik menurut-Mu di dalam hidup dan kehidupan yang kami jalani

aamiin..
Mencari Tuhan yang Hilang (Ust. Yusuf Mansur) hal 117