Senin, 03 November 2008

Muhasabah dulu...

Sudah dua minggu ini, perasaan dan hati saya kurang nyaman. Selama itu pula, saya cari kira-kira penyebabnya. Saya selalu diingatkan untuk beristighfar karena bisa saja keresahan ini diakibatkan oleh maksiat saya pada Nya. Baik yang saya sengaja atau tidak bahkan dosa yang tidak pernah saya tahu.
Satu alasan terjawab. Hari jum'at 31 oktober kemarin, tepat hari kelahiran adik saya, nenek tercinta telah dipanggil kembali oleh SANG PEMILIK. Menangis dan kehilangan ... karena beliau ialah nenek yang sangat baik. Tak pernah saya dimarahi atau dilukainya. Beliau seorang yang sungguh penyayang kepada siapa pun, dan sangat pemberi. Satu hal yang akan selalu kuingat, beliau selalu merendah karena tidak merasa apa yang ia milikki ialah miliknya.
Banyak kenangan saya bersamanya. Kami, para cucunya selalu dipaksa makan banyak dan boleh membawa apapun yang kami mau. Satu hal yang akan kurindukan ialah saat ia membuat gula merah. Kesukaan saya ialah 'duga' gula merah yang belum matang. Aku akan selalu meminta padanya. Dan saat harus mengikuti langkahnya menuju sawah, kebun, kolam ikan... semuanya... semuanya akan kurindukan.
Ya Allah, aku tak bisa menangis lagi, karena aku yakin ia khusnul khotimah dan engkau lebih menyayanginya. Memang, saya akan sangat kehilangan sentuhan kasih sayangnya. Terlebih lagi mamah, ia sangat kehilangan... Mah, embi sudah lebih tenang dipangkuanNYA sekarang.

Allah, hati ini belum tenang, adakah hal lain yang ingin KAU tunjukkan padaku?
Sejenak ingin mengingat segala dosaku, kata-kata di bawah ini sangat membantuku, Saya ambil di blog yang saya buka tadi ..

Allah berfirman:

“Wahai manusia…jangan engkau menjadi orang yang terlambat dalam bertaubat, membumbung angan-angan dan mengharap kenikmatan hidup di akhirat tanpa amal.

Berkata seperti ahli ibadah, beramal seperti orang munafik…

Jika diberi karunia tidak pernah mau menerima apa adanya. Jika tidak diberi tidak mau bersabar.

Mengajak berbuat baik pada orang lain tapi ia sendiri mengabaikannya. Mencegah orang lain agar tidak berbuat nista, sementara ia sendiri melakukannya.

Mencintai orang yang suka berbuat baik, namun ia sendiri tidak termasuk di dalamnya. Membenci orang yang bersikap hipokrit, padahal ia termasuk di dalamnya.

Mengatakan sesuatu yang tidak ia perbuat dan melakukan apa yang ia cegah. Menuntut orang lain memenuhi janji, namun ia sendiri mengkhianatinya.

Wahai manusia! dalam setiap pergantian hari, sesungguhnya bumi selalu berkata kepadamu.

Wahai manusia! Engkau berjalan di atas punggungku. Kemudian jenazahmu ditaruh di dalam perutku. Engkau makan sesuka hatimu di atas punggungku dan setelah itu ulat-ulat memakan bangkaimu di dalam perutku.

Wahai manusia! sungguh aku ini adalah sarang binatang buas, rumah saling menuntut, rumah tempat tinggal bersama, rumah kegelapan, sarang ular dan kalajengking. Maka hendaknya engkau membangun diriku, bukan justru memporak-porandakan diriku.”

dikutip dari buku “Peringatan-Peringatan Ilahi Dalam Hadis Qudsy-Imam al-Ghazali”


Ya Allah, adakah dosa yang tak ku ketahui hingga aku harus dalam keresahan?

Adakah aku seperti orang yang diceritakan tadi? Jika ya, Ampuni aku Allah ....

Ya Allah, aku sangat membutuhkanMU.

Jika masih ada yang ingin KAU tunjukkan, siapkan aku Ya Allah ...

Tidak ada komentar: